Rabu, 09 Maret 2011

BIG BANG

Asal-usul alam semesta diterangkan dalam Al-Qur'an dalam ayat berikut:

"Dia adalah pencipta langit dan bumi"
(QS. Al-An'am: 101)

Maklumat yang dinyatakan dalam Al-Quran ini adalah suatu fakta yang sangat tepat dan selaras dengan penemuan sains kontemporari. kesimpulan yang dicapai dalam bidang astrofisik ialah bahwa alam semesta bersama-sama dengan dimensi benda dan masa yang telah melalui suatu letupan yang sangat besar yang terjadi ketika masa sifar. fenomena tersebut dikenal sebagai BIG BANG yang membuktikan bahwa alam semeta telah diciptakan dari ketiadaan sebagai satu produk dari letupan tunggal. 

Golongan saintifik modern percaya bahwa BIG BANG adalah satu-satunya penerangan paling rasional dan fakta yang dapat dibuktikan mengenai permulaan dan asal kewujudan alam semesta. Sebelum fenomena BIG BANG terjadi tidak sembarang benda yang wujud. Dalam keadaan tanpa sebarang kewujudan kebendaan, tenaga atau masa karenanya dapat diterangkan secara metafisik. Semua ini sebenarnya telah diciptakan fakta ini, yang baru diketahui melalui kajian fisik modern, telah dinyatakan dalam Al-Qur'an 1400 tahun yang lalu.

PENGEMBANGAN ALAM SEMESTA
Dalam Al-Qur'an yang diwahyukan 1400 tahun yang lalu, ketika pengetahuan tentang astronomi masih sedikit, fakta mengenai pengembangan alam semesta telah diterangkan seperti berikut: 

"Dan langit itu telah kami bina dengan kekuasaan (Kami) 
dan sesungguhnya kami benar-benar meluaskannya"
(QS. Az-Dzriyat: 47)

Perkataan "Langit" yang dinyatakan dalam ayat diatas digunakan dalam banyak tempat dalam Al-Qur'an yang bermaksud ruang angkasa dan cakrawala. Disini, sekali lagi perkataan ini digunakan untuk maksud itu. dalam perkataan lain, Al-Qur'an menguraikan hakikat mengenai proses pengembangan alam semesta. Dan ini merupakan puncak kesimpulan yang diputuskan oleh dunia sains hingga hari ini. Sehingga penghujung abad ke-20, pandangan yang paling termasyur dalam dunia sains ialah bahwa alam semesta mempunyai sifat konstan (Statik) dan telah wujud tanpa keterbatasan masa kajian. 

Kajian, pemerhatian dan pengiraan yang dijalankan melalui seluruh insfrastruktur teknologi modern, sebenarnya telah menunjukkan bahwa alam semesta telah wujud dalam masa yang terbatas dan berkembang secara konstan. Pada permulaan abad ke-20, seorang ahli fisika Rusia, Alexander Friedmann dan ahli kosmologi Belgia, George Le'Maitre telah membuat pengiraan secara teori bahwa alam semesta adalah dalam keadaan pergerakan yang berterusan dan berkembang. Fakta ini juga telah dibuktikan melalui data pemerhatian yang dijalankan pada tahun 1929. Edwin Hubble seorang ahli astronomi amerika yang membuat pemerhatian di langit dengan menggunkan teleskop. Berkesimpulan bahwa bintang-bintang dan galaksi-galaksi bergerak menjauhi antara satu sama lain secara berterusan.

Sebuah alam semesta di mana semua benda di dalmnya secara konstan bergeraka menjauhi mereka, hal itu jelas menggambarkan pengembangan alam semesta. Pemerhatiaan yang dijalankan dalam tahun berikutnya mengesahkan bahwa alam semesta adalah berkembang secara berterusan. Fakta ini telah di jelaskan dalam Al-Qur'an saat mana hal ini masih belum pernah diketahui oleh manusia. Ini adalah karena Al-Qur'an adalah KALAM ILAHI, Maha Pencipta dan lagi Maha Bijaksana bagi seluruh alam semesta.

Proses Awal Terbentuknya Planet

PEMISAHAN LANGIT DAN BUMI
Sepotong ayat mengenai penciptaan langit dinyatakan sebagai berikut:

"..... Dan apakah orang-orang kafir itu tidak melihat bahwa langit dan bumi
itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu (satu unit penciptaan), 
kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan daripada air 
Kami jadikan sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tidak juga beriman?"
(QS. Al-Anbiya: 30)

Kalimat "Ratq" diartikan sebagai dijahit yang dimaksud 'dikumpul bersama dicampur' dalam kamus bahasa Arab. Ia-nya digunakan untuk merujuk dua intipati yang berbeda yang membina suatu yang menyeluruh Frasa, 'Kami membuka jahitan: perkataan tentang falaq dalam bahsa Arab dan menggambarkan bahwa sesuatu yang diwujudkan dengan membelah bagian atau memusnahkan struktur ratq. Biji benih yang tumbuh bertunas dari tanah adalah contoh frasa dari tanah ini.

Sekarang mari kita simak sejenak ayat ini sekali lagi dengan menyimpan pemahamannya di dalam hati. Di dalam ayat tersebut langit dan bumi pada status pertamanya adalah bentuk ratq. Kedua-duanya dipisahkan (fataqa) dengan kemunculan satu dari yang satunya lagi. Dan yang menarik, apabila kita mengamati saat pertama BIG BANG kita melihat bahwa satu titik tunggal mengandung semua material alam semesta. Dalam perkataan lain, setiap benda termasuk langit dan bumi yang belum diciptakan lagi, juga termasuk dalam titik tunggal ini dalam keadaan ratq. Titik ini kemudian meletup dalam satu letupan yang sangat besar, menyebabkan materialnya menjadi fataq dan proses ini membentuk keseluruhan struktur alam semesta.

Apabila kita membandingkan dengan pernyataan yang ada di dalam Al-Qur'an dengan penemuan sains, kita mendapati bahwa kedua-duanya dalam keserasian yang sempurna satu sama lain. Diamana bahwa sains merupakan salah satu bagian dari kandungan yang terdapat dalam Al-Qur'an, hal yang menarik ialah penemuan ini tidak diketahui hingga abad ke-20.  

Teori Big Bang


Tahap Akhir Terbentuknya Planet

Tidak ada komentar:

Posting Komentar