Minggu, 20 Maret 2011

"HARAKIRI" DI REAKTOR NUKLIR FUKUSHIMA

Para Ahli Sedang Memeriksa Masyarakat

11 Maret 2011 awan kelabu menutupi langit Jepang, bagaimana tidak gempa berkekuatan 8,9 Skala Richter memporak-porandakan Jepang Timur Laut yang kemudian diikuti oleh tsunami maha dahsyat wilayah seperti Fukushima, Iwate, Miyagi, dan Ibaraki merupakan daerah  terparah. Bukan hanya itu saja, akibat gempa reaktor nuklir di Fukushima meledak sehingga menambah kepanikan warga Jepang termasuk para ekspatriat. Banyak para ekspatriat yang keluar dari Jepang untuk menghindari dampak radioaktif yang bocor, bandara Narita Jepang dipenuhi oleh gelombang eksodus besar-besaran. Pemerintah Jepang bekerjasama dengan Badan Atom Internasional (IAEA) untuk mengatasi kebocoran reaktor tersebut, Jepang kemudian mengeluarkan zona bahaya 50 km sementara itu AS mengeluarkan daerah zona bahaya 80 km.
Reaktor Fukushima

Jepang bekerjasama dengan dunia yang berpacu dengan waktu mengatasi kebocoran reaktor nuklir, akan tetapi penanganan berjalan dengan lamban karena mengalami kesulitan. Kemudian, muncul secercah harapan ketika 50 orang ahli nuklir Jepang bersedia tinggal di dalam reaktor nuklir Fukushima  untuk memperbaiki pendingin reaktor yang rusak dengan resiko fatal yaitu bisa terkena zat radioaktif bahkan kematian. Bahkan oleh Perdana Menteri Jepang hal itu disebut Misi Bunuh Diri dan inilah pahlawan Jepang sekaligus dunia karena kebocoran tersebut bukan krisis Jepang saja tapi dunia. Bunuh diri atau Harakiri merupakan salah satu jalan hidup orang Jepang yang di wariskan oleh para samurai untuk menjaga harga diri dan membayar suatu kesalahan yang telah dibuat guna kepentingan rakyat. Sungguh hal itu tugas super hero yang sebenarnya, dimana 50 orang Jepang bersedia mati demi menyelamatkan umat manusia. (reza)

Klik disini: http://universal-24july.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar