Adi Lazuardi - detikNews
Jakarta - Tekanan agar Presiden Hosni Mubarak turun dari kursi kepresidenan dari ribuan demonstran semakin menguat. Bahkan informasi terakhir menyebutkan presiden yang sudah berkuasa selama 30 tahun itu tidak lagi berada di Kairo.
Dalam siaran stasiun televisi Al-Jazeera pada Jumat (11/2/2011), disebutkan bahwa Mubarak telah meninggalkan Kairo beserta anggota keluarganya. Saat ini belum diketahui posisi terakhir Mubarak dan keluarganya berada.
Unjuk rasa yang semula berpusat di lapangan Tahrir kini menyebar ke sejumlah titik. Gedung televisi dan tentu saja istana kepresidenan menjadi incaran. Namun lokasi-lokasi itu dijaga militer.
"Tempat yang dijaga militer akan juga kami jaga. Namun kami harapkan jutaan pengunjuk rasa bisa membuat yakin militer untuk mengusir Mubarak," tambah Ibrahim.
Unjuk rasa pada Jumat ini memang diperkirakan lebih besar dari hari sebelumnya. Unjuk rasa pun meluas ke kota-kota lain, bukan hanya di Kairo dan Alexandria. Pemimpin oposisi Mohammad El Baradei pun menggambarkan betapa dahsyatnya unjuk rasa kali ini.
"Mesir akan meledak. Militer harus menyelamatkan negara sekarang," tulis El Baradei dalam akun twitternya.
Desakan untuk Mubarak juga kian berani dari Uni Eropa. Bahkan Perdana Menteri Denmark, Lars Lokke Rasmussen menjadi pemimpin Uni Eropa pertama yang menyerukan Mubarak untuk turun.
Sumber: www.detiknews.com
Dalam siaran stasiun televisi Al-Jazeera pada Jumat (11/2/2011), disebutkan bahwa Mubarak telah meninggalkan Kairo beserta anggota keluarganya. Saat ini belum diketahui posisi terakhir Mubarak dan keluarganya berada.
Unjuk rasa yang semula berpusat di lapangan Tahrir kini menyebar ke sejumlah titik. Gedung televisi dan tentu saja istana kepresidenan menjadi incaran. Namun lokasi-lokasi itu dijaga militer.
"Tempat yang dijaga militer akan juga kami jaga. Namun kami harapkan jutaan pengunjuk rasa bisa membuat yakin militer untuk mengusir Mubarak," tambah Ibrahim.
Unjuk rasa pada Jumat ini memang diperkirakan lebih besar dari hari sebelumnya. Unjuk rasa pun meluas ke kota-kota lain, bukan hanya di Kairo dan Alexandria. Pemimpin oposisi Mohammad El Baradei pun menggambarkan betapa dahsyatnya unjuk rasa kali ini.
"Mesir akan meledak. Militer harus menyelamatkan negara sekarang," tulis El Baradei dalam akun twitternya.
Desakan untuk Mubarak juga kian berani dari Uni Eropa. Bahkan Perdana Menteri Denmark, Lars Lokke Rasmussen menjadi pemimpin Uni Eropa pertama yang menyerukan Mubarak untuk turun.
Sumber: www.detiknews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar